Wiji Utomo |
"Sahabat Ansor dan Banser hendaknya memperhatikan dan mewaspadai akun-akun palsu yang adminnya tidak bisa dipertanggungjawabkan serta konten berita yang bersifat provokatif atau menghasut, destruktif, adu domba dan fitnah yang bertentangan dengan UU ITE Nomor 11 tahun 2008," ujar Bung Tomo sapaan akrabnya, Kamis (13/10).
Bung Tomo meminta pengurus untuk tidak menyatakan suka atau menyebarkan sumber atau berita yang isinya provokatif atau menghasut, destruktif, adu domba dan fitnah agar penyebarannya bisa dikurangi sehingga tidak meresahkan publik secara luas.
"Jangan pernah membuat atau menyebarkan karikatur atau gambar meme serta gambar-gambar lain yang menghina atau melecehkan simbol-simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," jelasnya.
Lebih lanjut Wiji Utomo mengajak pengurus GP Ansor dan Banser Inhu untuk selalu menjadikan media sosial lebih arif sebagai media silaturahmi, berbagi informasi yang sehat, sejuk dan menyejukkan serta saling menasehati satu sama lain sebangsa dan negara.
"Tidak mudah terpancing atau terprovokasi terhadap informasi atau berita yang memuat paham radikalisme dan separatis yang tidak sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 serta aqidah Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah," tegasnya.
Ia mengajak sahabat Ansor dan Banser untuk menjadikan media sosial sebagai wadah kesatuan, saling mengisi kekurangan satu dengan yang lain agar bangsa ini tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain. "Sahabat Ansor harus menjadi contoh kaderisasi dan pergerakan anak muda di bumi yang baik di Negeri Bersejarah ini," pungkasnya. ( fer)