INHIL - Di lokasi tewasnya Jumiati di kebun sawit di Pelangiran, Indragiri Hilir (Inhil) Riau terindetifikasi ada dua harimau. Keduanya diberi nama Bonita dan Boni. Apa perilaku yang berbeda di antara mereka?
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, mengidentifikasikan ada dua harimau di lokasi tewasnya Jumiati. Untuk memudahkan individu keduanya, pihak BBKSDA Riau pun memberikan nama Bonita dan Boni.
Bonita diduga kuat adalah harimau yang memangsa Jumiati pada 3 Januari 2018 lalu, sedangkan Boni walau ada di kawasan yang sama diyakini belum berkonflik dengan manusia.
Ada dua ekor puncak predator di kawasan yang sama, terekam berdasarkan kamera trap yang dipasang di sejumlah titik. Perbedaan keduanya terlihat pada garis belang di bagian kaki belakangnya.
Sesama satwa liar dan buas, tapi keduanya kini memiliki perilaku yang berbeda. Boni, diyakini masih berperilaku normal sebagai mana lazimnya harimau liar. Hal itu terlihat dalam beberapa kali tertangkap kamera trap, Boni acap kali keluar pada malam hari.
"Boni tertangkap kamera pada malam hari berkeliaran. Perilaku ini masih kita nilai normal, karena memang biasanya harimau mencari mangsanya pada malam hari," kata Kepada Bidang I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (8/3/2018).
Harimau Boni jejaknya jarang dijumpai di sekitaran rumah penduduk. Boni masih terkesan menghindari interaksi dengan manusia.
"Perilaku Boni selaku satwa buas ini kami anggap masih normal. Boni jarang sekali menampak diri ke sekitaran penduduk," kata Hutomo.
Kondisi Boni memang berbanding terbalik dengan sahabatnya Bonita. Bonita dianggap berperangai tak lazim lagi sebagai satwa liar.
"Bonita malah tak merasa risih berinteraksi dengan manusia. Dia santai saja bila bertemu," kata Hutomo.
Beberapa kali Bonita ditemukan duduk santai di jalan poros sekitaran kebun sawit PT Tabung Haji Indo Plantations di Pelangiran, Inhil. Bonita sama sekali tidak menghindari manusia.
"Normalnya, bila harimau mengetahui ada aktivitas manusia dia akan menghindar. Bonita malah mendatangi," kata Hutomo.
Yang sangat tidak lazim malah diperlihatkan Bonita. Yaitu saat tim BBKSDA Riau dan anggota Polres Inhil bertemu di dalam kawasan hutan green belt blok 68 milik perusahaan, Bonita tidak menghindar.
Walau ada suara gaduh dari tim, Bonita malah duduk santai dengan jarak hanya 3 meter dari tim tersebut. Tatapan mata Bonita tajam bak akan menerkam, tapi tidak dia lakukan.
"Ini perilaku aneh yang ditunjukan Bonita, dia mengkrongi tim sampai dua jam. Bonita mengelilingi tim di dalam kawasan hutan itu," kata Hutomo.
Pihak BBKSDA meyakini sikap Bonita yang aneh itu imbas dirinya konflik dengan manusia. Jumiati menjadi korban keganasannya hingga tewas saat diserang.
"Pasca konflik dengan manusia, kemungkinan Bonita mengalami inhabituasi atau berperilaku menyimpang selaku satwa liar," tutup Hutomo. (detik.com)