Puasa tidak akan batal hanya karena seseorang tidak melakukan sholat. Namun, sholat adalah salah satu kewajiban agama yang harus dilakukan oleh seorang muslim, dan tidak memenuhi kewajiban ini dapat mengurangi nilai ibadah dan keutamaan puasa.
Oleh karena itu, disarankan untuk memenuhi semua kewajiban agama secara penuh dan tidak membiarkan satu kewajiban mengganggu kewajiban yang lain. Selain itu, menjalankan semua ibadah secara penuh dan dengan baik dapat membantu seseorang untuk memperoleh manfaat maksimal dari puasa dan kewajiban lainnya dalam agama.
Tidak benar bahwa puasa akan menjadi tidak sah jika seseorang tidak melakukan sholat. Tidak adanya sholat tidak secara langsung membatalkan puasa. Puasa dianggap sah jika seseorang memenuhi semua syarat dan ketentuan yang berlaku dalam agama Islam, seperti menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lainnya dari fajar hingga matahari terbenam selama bulan Ramadan.
Namun, penting untuk diingat bahwa sholat adalah salah satu rukun Islam yang penting dan diperintahkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, seseorang yang tidak melakukan sholat secara teratur dapat mengurangi nilai keutamaan puasanya dan kemungkinan juga memengaruhi kesahihan ibadah lainnya.
Dalam hal ini, disarankan bagi seorang muslim untuk menjalankan semua ibadah dengan penuh kesadaran dan penuh tanggung jawab, termasuk sholat dan puasa, sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung dan memperkuat nilai-nilai keagamaan dan moral dalam kehidupan sehari-hari.
Pendapat ulama tentang apakah puasa tetap sah jika seseorang tidak melakukan sholat dapat bervariasi, tergantung pada mazhab atau aliran pemikiran ulama yang diikuti. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa puasa tidak menjadi batal hanya karena seseorang tidak melakukan sholat.
Menurut pendapat Imam Syafi'i, salah satu pendiri mazhab Syafi'i, sholat wajib dan puasa wajib adalah kewajiban yang terpisah dan tidak saling terkait dalam hal keabsahan. Oleh karena itu, jika seseorang tidak melakukan sholat, maka hal itu tidak akan membatalkan keabsahan puasanya.
Pendapat yang serupa juga diungkapkan oleh Imam Malik dari mazhab Malik, Imam Ahmad bin Hanbal dari mazhab Hanbali, dan Imam Abu Hanifah dari mazhab Hanafi. Mereka berpendapat bahwa tidak melakukan sholat tidak akan membatalkan puasa.
Namun, meskipun puasa tetap sah, tidak melakukan sholat dapat memengaruhi nilai keutamaan puasa dan dapat mengurangi nilai pahala dari ibadah tersebut. Oleh karena itu, disarankan bagi seorang muslim untuk memenuhi semua kewajiban agama secara penuh dan tidak membiarkan satu kewajiban mengganggu kewajiban yang lain.
Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan bahwa puasa tetap sah meskipun seseorang tidak melakukan sholat. Beberapa di antaranya adalah:
Ayat Al-Quran dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 menyatakan: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Dalam ayat ini, tidak disebutkan bahwa keabsahan puasa bergantung pada pelaksanaan sholat.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa tidak mengerjakan shalat, maka ia telah kafir." Namun, hadis ini tidak secara langsung menyatakan bahwa tidak melakukan sholat akan membatalkan keabsahan puasa.
Imam Syafi'i, salah satu pendiri mazhab Syafi'i, dalam kitabnya Al-Umm, menyatakan bahwa keabsahan puasa tidak terkait dengan pelaksanaan sholat. Imam Malik, Imam Ahmad bin Hanbal, dan Imam Abu Hanifah juga memiliki pandangan yang sama.
Meskipun ada perbedaan pendapat di antara ulama, mayoritas ulama sepakat bahwa tidak melakukan sholat tidak akan membatalkan puasa, tetapi dapat memengaruhi nilai keutamaan dan nilai pahala dari ibadah tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya seseorang menjalankan semua kewajiban agama secara penuh dan tidak membiarkan satu kewajiban mengganggu kewajiban yang lain.****