PESAWARAN LAMPUNG,-Pemerintah Kabupaten Pesawaran melakukan panen raya bersama para petani pembudidaya padi gogo di Desa Pagar Jaya dan Sukajaya Kecamatan Punduh Pedada pada Senin (22/4/2024).
Hadir dalam panen hari ini, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa, Kepala Bapeltan Lampung, Kepala BPSIP Lampung, Dinas Ketahanan Pangan dan Tanaman Hortikultura Provinsi Lampung, Camat Punduh Pedada, Koramil Padang Cermin dan Kades Pagar Jaya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Pemkab Pesawaran, Sam Herman mengatakan secara keseluruhan luas lahan yang dipanen mencapai 1.617 hektare di 11 kecamatan di Kabupaten Pesawaran.
“Dan luas lahan padi gogo yang dipanen di Desa Pagar Jaya dengan luas 400 dan Sukajaya 150 hektar,” ujarnya.
Ia mengungkapkan pada panen padi gogo ini berpotensi menghasilkan sebanyak 5.093 ton padi, hasil panen yang dilakukan oleh petani di Punduh Pedada itu, imbuh Sam Herman.
“Kalau di Punduh Pedada ini hasil panennya tidak dijual, hanya untuk kebutuhan pangan saja,” jelasnya.
Menurutnya sampai dengan panen, petani kerap mendapatkan serangan tikus dan babi hutan. Pihaknya meminta para petani untuk berjaga atas serangan kedua hama tersebut, menurutnya dampak dari serangan itu dirasa cukup luar biasa kerusakannya.
“Karena padi gogo yang ditanam itu berada di lahan dengan kontur perbukitan yang dekat dengan ekosistem tikus maupun babi hutan. Sebelum panen itu saya minta ke petani untuk meronda malam sebab serangan kedua hewan hama tersebut terjadi saat malam,” ungkap Sam Herman.
Lebih lanjut, usai panen ini, pemerintah akan memberikan beberapa bantuan seperti alat pertanian pasca panen maupun panen, hal itu karena pada peralatan yang digunakan petani di sana masih kebanyakan manual, seperti masih ada yang menggunakan ani-ani.
Dirinya menyebut, bantuan itu berupa mesin perontok padi atau thresher dan gilingan, bantuan mesin gilingan itu dinilai perlu bagi petani di sana. Karena jaraknya jauh untuk sampai ke pabrik penggilingan sehingga menghabiskan banyak waktu dan tidak efisien.
“Bantuan oleh para petani, sudah disampaikan kepada tenaga ahli menteri,” pungkas Sam Herman.
Habibi