TULANG BAWANG LAMPUNG,--- Kinerja pemerintahan Kecamatan Rawa Jitu Selatan (RJS) dalam sorotan publik, setelah publik membaca berita dari puluhan media online dan cetak, bahwa ada oknum kepala kampung yang di duga keras korupsi di dalam Pengelolaan anggaran dana desa, akan tetapi ketika ada awak media yang mencoba melakukan koordinasi dan minta tanggapan dari pihak kecamatan, sikap yang di tunjukan oleh pihak kecamatan RJS hanya menjadi pendengar yang baik atau diam seribu bahasa,Sabtu (03/08/2024).
Sikap responsif seharusnya di tunjukan oleh pihak kecamatan RJS dengan adanya pengaduan dari awak media sebagai mitra kerjanya, hampir setengah bulan awak media menunggu apakah pihak kecamatan RJS sudah melakukan pemanggilan terhadap Samsul Hadi Kakam Hargo Mulyo terkait adanya temuan dari awak media di kampung Hargo Mulyo.
Kesan tindakan yang lambat/melempem yang ditunjukan oleh pihak kecamatan RJS menjadi tanda tanya publik apakah pihak kecamatan RJS kekurangan anggaran operasional sehingga lambat cek dan ricek ke lokasi kampung Hargo Mulyo atau jangan-jangan oknum pejabatnya punya sifat pemalas, kerjaannya hanya duduk main handphone di ruang kantor kecamatan RJS.
(Menghabiskan uang negara yang notabene uang rakyat)
Seperti isi berita sebelumnya di media online Tubamesuji.com, bahwa ada kelompok kerja (Pokja) di kampung Hargo Mulyo yang mengurusi alsintan/ mesin panen padi Combine bantuan Aspirasi dari DPR pusat bapak Hanan , yang seharusnya dengan adanya bantuan tersebut maka para petani padi akan terbantukan dari segi biaya sewa combine kepada pihak lain.
Ketika awak media melakukan investigasi ke lokasi kampung Hargo Mulyo, untuk mencari informasi tentang keberadaan combine yang ada di dalam penguasaan ketua Pokja yang bernama DOGER.
DOGER yang menjabat sebagai ketua Pokja bantuan aspirasi, sangat susah di temuin, ketika hal ini di konfrontasikan ke ketua Gapoktan kampung Hargo Mulyo yang bernama Mardi, oleh ketua Gapoktan Mardi di jawab bahwa dia baru menjabat ketua Gapoktan dalam hitungan hari, sewaktu serah terima jabatan dari pengurus lama ke pengurus Gapoktan baru, tidak ada sama sekali ada aset, kas juga nol rupiah.
" Saya menjabat ketua Gapoktan baru beberapa hari aja bang, kalau serah terima aset Gapoktan tidak ada sama sekali alsintan yang saya terima, begitu juga dengan kas di Gapoktan juga nol rupiah. seserahan aset juga di saksikan oleh pak kepala kampung dan Doger." jelas Mardi.
Beberapa hari yang lalu.
Mengetahui hal tersebut, awak media menghubungi nomor handphone Samsul Hadi kepala kampung Hargo Mulyo, awak media meminta kepada kepala kampung untuk bisa bertemu langsung dan sekalian membawa Doger selaku ketua Pokja.
Dalam perjalanan waktu hari demi hari janji Samsul Hadi oknum kakam berotak KORUPTOR tinggal janji, bukan nya menepati janji, oknum kakam tersebut malahan matikan alat komunikasi Handphone baik WA dan telpon biasa.
Di kunjungi baik di kantor dan di rumah, Samsul Hadi oknum kakam tetap menghilang dan bersembunyi.
mengetahui hal tersebut awak media menyampaikan hal tersebut kepada pihak kecamatan RJS, harapan awak media agar pihak kecamatan RJS bisa memanggil Samsul Hadi oknum. Kakam agar bisa di konfrontasi dengan awak media terkait temuan awak media, bukan hanya masalah hilangnya dana combine yang di pegang DOGER juga ada dugaan anggaran dana desa di kampung Hargo Mulyo dari tahun 2019 sampai tahun 2023 yang di duga bermasalah dan ada indikasi di korupsi oleh Samsul Hadi.
Tingkatan dan proses pemberitaan oleh awak media telah di jalankan tahap demi tahap, pihak kecamatan RJS j uga tidak bisa serta merta lepas tangan, jangan hanya bisa mengatakan tugas kecamatan hanya mengawasi, memberi masukan dan membina.(PEMBINAAN ITU ADA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN) bukan pejabat sesama pengelola anggaran, karena disinyalir ada saling melindungi kepentingan masing-masing.
Lebih lanjut terkait anggaran operasional yang di kelola oleh pihak kecamatan RJS nilainya juga cukup fantastis dan di duga ada sebagian yang mengada-ada alias diselewengkan.
TA 2023 kecamatan RAWA JITU SELATAN :
-- Belanja perjalanan Dinas (perjadin) Rp10.500.000.
(uang Harian perjadin dalam daerah wilayah l dan wilayah ll).
-- Belanja Jasa tenaga penanganan Prasarana dan sarana umum. Rp27.950.000.
(PHL/TKS-Diploma/sarjana, PHL/TKS- SLTA).
-- Belanja jasa juri perlombaan/pertandingan Rp4.800.000.
-- Belanja jasa tenaga informasi dan teknologi Rp9.000.000.
(Honorarium operator).
-- Belanja makan dan minum- kudapan/Snack. Rp60.000.000.
-- Belanja jasa penyelenggara acara. Rp41.665.600. (aktivitas rapat koordinasi di lingkungan kantor yang di laksanakan 1/2 hari tanpa narasumber, aktivitas Monev dalam bentuk rapat.
-- Belanja tagihan listrik Rp5.678.400.
-- Belanja alat/bahan untuk kegiatan kantor- bahan cetak. Rp22.151.600.
-- Belanja pemerintahan bangunan gedung- gedung tempat kerja. Rp16.200.000.
-- Belanja modal personal komputer Rp22.299.600. (Laptop Acer Aspire E5-473G).
--- Belanja Modal Alat pendingin Rp4.316.000. (kipas angin Maspion PW-507).
-- Belanja alat/bahan kegiatan kantor - Suvenir/cendera mata. Rp6.000.000. (belanja bingkisan).
Pasti publik akan merasa sesak dada melihat anggaran di kecamatan RJS yang tidak sesuai dengan kinerjanya, hanya untuk nge-print surat saja harus lari ke balai kampung Mendasari (awak media pernah memergoki dan ada bukti fotonya).
Harapan publik kepada Pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang, agar bisa mengevaluasi kinerja setiap kecamatan, jangan sampai kinerja melempem dan jangan sampai ada pribahasa."GURU KENCING BERDIRI, MURID KENCING BERLARI"
(Tim)
Berita bersambung.
Minggu depan.... awak media akan Koordinasi ke dinas DPMPK, Inspektorat dan Aph.