Kabupaten Indragiri Hilir, mencatatkan penurunan kasus stunting selama tiga tahun terakhir. Berdasarkan data sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), kasus stunting di Tempuling berkurang dari 30 kasus pada tahun 2022 menjadi 27 kasus pada 2023, dan turun lagi menjadi 23 kasus pada 2024.
Penurunan ini diiringi dengan peningkatan kunjungan ke posyandu serta upaya aktif pemerintah Tempuling bersama Puskesmas Sungai Salak. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain penyuluhan kesehatan reproduksi, pendampingan ASI eksklusif, pelatihan pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal, dan pembinaan aksi bergizi di sekolah-sekolah.
Meski terjadi penurunan, sejumlah faktor seperti kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap dan sanitasi yang tidak memadai masih menjadi kendala utama dalam pencegahan stunting. Sebanyak 21 dari 23 balita stunting di Tempuling diketahui tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan sebagian besar keluarga masih menggunakan air hujan sebagai sumber air bersih.
Paparan asap rokok juga menjadi faktor yang memengaruhi kejadian stunting, dengan 20 dari 23 anak stunting terpapar asap rokok. Pemerintah kecamatan Tempuling berkomitmen untuk terus menekan angka stunting melalui program-program yang lebih komprehensif dan terintegrasi.