KALIANDA LAMSEL,-Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lampung Selatan kembali mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia secara virtual.
Rakor diikuti TPID Kabupaten Lampung Selatan melalui aplikasi zoom meeting dari Ruang Kabag Perekonomian, kantor bupati setempat, Senin (10/3/2025).
Seperti diketahui, rakor ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap hari Senin, guna memonitor perkembangan inflasi di seluruh daerah yang terdapat di Indonesia.
Dalam arahannya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia (RI), Tito Karnavian menyampaikan, berdasarkan data bulan ke bulan terjadi deflasi sebesar minus 0,45 persen.
Deflasi ini disebabkan adanya pemberian subsidi listrik oleh pemerintah sebesar 50 persen bagi pengguna daya 450 VA hingga 2.200 VA.
“Subsidi ini memberikan deflasi sebesar minus 1,92 persen pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga,” ungkap Tito Karnavian.
Meski demikian, Tito menyampaikan Deflasi ini masih memberikan dampak yang baik bagi Indonesia, karena daya beli masyarakat yang cukup terkendali.
“Daya beli masyarakat cukup baik. Deflasi yang terjadi cukup baik, karena daya beli masyarakat ada, supplay mencukupi,” kata Tito Karnavian.
Sementara itu, Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan, secara year to year terjadi inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,66 persen. Namun, deflasi minus 0,12 pada data bulan ke bulan.
Adapun komoditas penyumbang deflasi yaitu daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, telur ayam ras, kacang panjang, jeruk, jengkol, dan ayam hidup.
“Harga bergejolak atau volatille food sering relatif sering terjadi di bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan permintaan dari masyarakat yang cenderung meningkat pada momen tertentu,” kata Amelia Adininggar. (Kmf/saz)